Kamis, 26 Januari 2012

KERUPUK JENGKOL

Deskripsi:
Di Padang, kerupuk jengkol hanya dibuat dari jengkol saja, tidak ditambahi dengan tepung, lalu dibikin adonan segala macam. Hanya jengkol. Dan inilah cara membuat karupuak jariang versi Amak Jida (AHLI dari padang)


Bahan-bahan:
Jariang atau Jengkol
Air
Garam (sesuai selera)


Petunjuk
Jengkol dikupas, lalu direbus setelah ditambahi garam.
Tunggu sampai air mendidih dan kulit ari jengkol sudah mengelupas.
Ambil satu belahan jengkol lalu ‘ditokok-tokok’ (dimemarkan) di atas batu lado, sampai pipih (tebalnya sekitar 1 mm), lalu jemur di tempat yang terkena sinar matahari dan bersih.
Setelah kering, lap kerupuk jengkol yang sudah dijemur tersebut.
Nah, kerupuk jengkol sudah jadi dan siap digoreng.

Kerupuk jengkol paling enak digoreng, lalu dilumuri gorengan lado merah. Bisa dimakan begitu saja, ataupun dimakan sebagai teman nasi. Apalagi jika ditambah dengan tumis kangkung, hmmm...ndak dapek di aka lai, urang lewat pun jadi indak nampak

KERUPUK KULIT

Kerupuk Kulit, Tak Sekedar Street Food Belaka
kerupuk kulit
Kerupuk kulit tidak hanya sekedar street food atau jajanan saja. Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari kudapan ini. Dari segi bisnis hingga segi kesehatan.

Kerupuk sudah tak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Jajanan ini sering dikonsumsi untuk makanan selingan dan pelengkap makan nasi, bahkan tak sedikit orang menganggap kerupuk sebagai lauk sehari-hari.
Ada dua jenis kerupuk yang dikenal masyarakat, yaitu kerupuk dengan bahan baku nabati dan kerupuk dengan tambahan bahan pangan hewani. Kerupuk bahan baku nabati seperti kerupuk singkong, kerupuk bawang, kerupuk pecel, kerupuk rambak, dan kerupuk mie. Sedangkan untuk kerupuk tambahan bahan pangan hewani seperti kerupuk udang, kerupuk ikan, dan kerupuk rambak kulit.
Untuk kerupuk rambak kulit masih belum banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Kerupuk dengan bahan tambahan hewani yang banyak beredar di masyarakat saat ini mengunakan tambahan ikan dan udang. Bawang merah, bawang putih, dan garam umumnya digunakan produsen sebagai penyedap rasa alami.
Agak Rumit.
Konsumsi kerupuk rambak kulit yang rendah disebabkan juga karena belum banyak produsen yang menekuni usaha ini karena memang proses pembuatannya cukup rumit.Butuh ketekunan dan ketelitian dari pembuatnya. “Saya harus mencoba sampai lima kali, setelah itu baru bisa lancar membuat kerupuk rambak,” ujar Dalimin (66) yang sudah 22 tahun menggeluti usaha ini.
Proses awal yang harus Anda lakukan untuk membuat kerupuk rambak yaitu kulit utuh sapi atau kerbau diiris menjadi empat. Disarankan memakai kulit kerbau karena akan memudahkan dalam pengelupasan bulunya. Kemudian dibuat lubang di salah satu sudutnya. Lalu direbus sekitar 15 menit hingga bulu dan kulit luar mudah dikelupas. Setelah direbus lalu didinginkan. Kemudian Anda kerok dengan menggunakan pisau sampai bersih.
Langkah berikutnya, kulit tadi dipotong-potong segi empat kurang lebih 10 cm. Lalu di rebus kembali sampai matang. Proses selanjutnya adalah pendinginan dan pembersihan serta pengambilan daging yang masih melekat di kulit. Kemudian dipotong kecil-kecil sekitar 2 cm. Baru dijemur kurang lebih 2-3 hari. Apabila tidak dijemur hingga kering bisa membuat kerupuk hancur pada saat penggorengan.
Proses terakhir adalah proses penggorengan dan pemberian bumbu. Di sini merupakan proses yang paling sulit. Penggorengan akan menentukan kerupuk yang mengembang dan renyah. Sedangkan pemberian bumbu akan menentukan merata atau tidaknya bumbu. Untuk penggorengan bisa memakan waktu hingga 8 jam.
Dalam proses penggorengan disarankan menggunakan kayu bakar. “Pakai kayu bakar selain murah juga bisa mengatur suhu minyaknya,” ungkap Dalimin. Pemberian bumbu dilakukan saat kerupuk sudah mulai mengembang. Bumbu untuk kerupuk rambak umumnya bawang putih dan garam. Keduanya dihaluskan hingga benar-benar halus. Ada tips pemberian bumbu dari Dalimin, yaitu mengurangi jumlah kayu dan minyak kira-kira sampai setengahnya. Ini supaya suhu tidak terlalu panas dan mengurangi letupan yang diakibatkan adanya garam dalam bumbu tadi. Jika terjadi letupan, selain membahayakan penggoreng juga bisa menyebabkan kerupuk menjadi rusak.
Peluang Bisnis.
Belum banyaknya pengrajin yang menekuni usaha kerupuk rambak kulit, tentunya membuka peluang bisnis bagi Anda. Dengan sedikitnya pesaing di usaha ini akan memudahkan Anda dalam proses pemasarannya. Dua kulit sapi atau kerbau bisa menghasilkan 100 kg kerupuk rambak. Harga yang dipatok Dalimin dalam menjual kerupuknya sebesar 100 ribu rupiah per kg. “Harga 100 ribu per kilo tidak memberatkan pembeli kok, kalau lebaran Saya sampai kewalahan memenuhi permintaan pembeli,” ujar pengrajin yang saat pertama kali usaha menjual kerupuknya seharga 12 ribu rupiah per kg ini. Dalimin bisa menjual kerupuk rambak hingga 300 kg per produksi jika lebaran tiba.
Kesulitan dalam usaha ini terletak pada pemenuhan bahan baku utamanya yaitu kulit. Lebih sulit mencari kulit kerbau daripada kulit sapi, padahal kulit kerbau lebih mudah dalam proses penglupasan bulunya. “Kalau di Purworejo sudah tidak ada kulit kerbau, Saya harus mencari sampai Solo,” kata pengrajin asal Purworejo itu.
Diantara kerupuk rambak yang berhasil dalam penggorengan ada pula kerupuk yang gagal. kerupuk-kerupuk gagal tersebut tetap bisa dijual. Umumnya digunakan untuk sayur. Untuk kerupuk sayur ini, Dalimin tetap menjual dengan harga 100 ribu per kg. Saat ditanya berapa omzet per bulan, Dalimin hanya mengatakan mengambil keuntungan 5 ribu rupiah per kilogram dari kerupuk rambak yang dijualnya.
Bergizi Tinggi.
Tak hanya berpeluang bisnis, kerupuk kulit juga berpeluang menambah gizi untuk kesehatan tubuh. Berdasarkan hasil penelitian dari Pusat Penelitian Penyakit Tidak Menular, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI, menyimpulkan bahwa kerupuk kulit merupakan kerupuk yang paling bergizi dibandingkan dengan kerupuk tapioka, terigu, dan kedelai. Berbagai macam gizi seperti protein, karbohidrat, dan lemak serta mineral terkandung didalamnya. Kerupuk kulit mengandung 82,9 % protein. Sedangkan mineral seperti kalsium, fosfor, dan besi terkandung sebanyak 0,04%.
Jajanan ini juga tak semuanya dibuat dengan bahan alami. Demi meraup keuntungan yang lebih, pengrajin kadang mencampurkan bahan tambahan seperti boraks, MSG, dan zat pewarna buatan. Anda tentunya harus berhati-hati dengan ketiga bahan tambahan tersebut. Pengrajin nakal kadang menambahkan warna kuning agar penampilan kerupuk lebih menarik. Untuk kerupuk rambak tanpa zat pewarna mempunyai warna kuning kusam yang terciptakan secara alami dalam proses penggorengan.

Pemberian MSG pada kerupuk kulit biasanya untuk penyedap rasa. Terlalu banyak pemberian MSG tentunya tidak baik bagi kesehatan yaitu bisa menimbulkan Chinese Restaurant Syndrome (CRS). Gejala pengidap CRS ini adalah perasaan kaku bagian tengkuk kemudian menyebar ke bagian tangan, punggung. Hal lain yaitu Anda merasa lemas, denyut jantung lebih cepat, pusing, muka memerah, sesak nafas dan perasaan tidak enak.
Boraks umumnya digunakan pengrajin untuk bahan pengawet. “Saya tak perlu menggunakan bahan pengawet, dengan proses pengeringan yang baik bisa bikin kerupuk lebih tahan lama kok,” ungkap Dalimin. Sesuai dengan Permenkes No. 1168/Menkes/Per/X/1999, penggunaan boraks pada makanan dilarang. Ini dikarenakan akan menyebabkan efek samping negatif pada kesehatan tubuh. Efek samping tersebut seperti mual, lemas, pusing, depresi, muntah-muntah, diare, dan kram perut. Apabila terlalu sering menyantap makanan berboraks bisa menyebabkan efek samping yang lebih parah seperti kekejangan, koma, dan koleps.
Makanan kecil, makanan ringan, atau kudapan apapun, jika kita jeli maka akan mempunyai manfaat dan peluang yang besar.

Membuat Kerupuk Udang Enak & Sehat


Membuat Kerupuk Udang Enak & Sehat
 Kerupuk memang bagian yang tidak dapat dilepaskan dari tradisi masyarakat Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang enak harganya juga relatif terjangkau. Secara umum kerupuk adalah bahan kering yang berupa lempengan tipis yang terbuat dari bahan baku seperti ikan, kulit dan dapat juga berasal dari udang.
Akan tetapi saat ini begitu banyak kerupuk yang menggunakan bahan-bahan pangawet yang tidak diizinkan atau membahayakan konsumen, seperti penggunaan boraks. Padahal untuk pembuatan semua jenis kerupuk sama sekali tidak memerlukan bahan pengawet dalam pembuatannya.
Alat Pembuat Kerupuk Udang
Untuk membuat adonan kerupuk udang tidaklah terlalu sulit dan alat-alat yang dibutuhkan juga tidak terlalu rumit. Bahan-bahan yang dibutuhkan adalah udang sebagai bahan utama dan bahan-bahan tambahannya seperti tepung tapioka, tepung terigu, bawang putih dan juga garam.
Alat-alat yang dibutuhkan untuk pembuatan dalam jumlah kecil tidak terlalu banyak dan dapat menggunakan alat dapur sederhana seperti baskom, tampah, cobek dan juga loyang. Semua alat tersebut dapat kita beli di pasar atau toko terdekat. Sedangkan untuk produksi dalam skala besar biasa menggunakan alat penghancur udang/ikan, alat pelembut bahan-bahan, pencetak, alat pengukus ukuran besar, mesin pemotong dan juga oven.
Bila anda ingin mencoba membuat kerupuk udang enak dan sehat, langkah-langkah sederhananya adalah sebagai berikut :
Bahan
  1. Udang segar sebanyak 3/4 kg.
  2. Garam
  3. Tepung Tapioka
  4. Telur ayam
  5. Bawang Putih
  6. Bawang Merah
  7. Bawang Daun
  8. Ketumbar
Alat
  1. Panci
  2. Pisau
  3. Pengaduk
  4. Kompor
  5. Nampan atau Wadah Pengering
Cara Membuat Kerupuk Udang :
  1. Udang/Daging Ikan Ditumbuk Halus, Tambahkan Bumbu, Garam, Gula Dan Air Secukupnya.
  2. Tambahkan Tepung Tapoka Dan Telur, Diaduk Rata Dan Adonan Padat/Kompak.
  3. Adonan Dibentuk Bulat Dan Panjang Seperti  Lontong
  4. Lontong Adonan Dikukus Sekitar 2 Jam
  5. Setelah Cukup Matang, Diangkat Dan Dibiarkan Dingin
  6. Lontongan Diiris Tipis-tipis
  7. Irisan Dijemur Selama 2-3 Hari Sampai Kering
  8. Kerupuk Ikan Siap Digoreng.
TIPS MENINGKATKAN NILAI TAMBAH KERUPUK
Untuk memberi nilai tambah, kerupuk udang tidak hanya di jual dalam keadaan setengah pakai saja, tetapi juga dalam keadaan siap makan atau sudah digoreng. Karena bila di jual dalam keadaan matang dirasa bisa jauh lebih menguntungkan.Tetapi yang harus diperhatikan bila menjual kerupuk udang dalam keadaan siap makan adalah penggunaan minyak goreng yang dipakai, karena bila minyak goreng telah digunakan lebih dari tiga kali justru akan memberi kerupuk udang yang dihasilkan mudah cepat tengik. Hal ini dikarenakan minyak goreng yang dipakai sudah rusak, sehingga pengulangan penggunaan minyak goreng sebaiknya dibatasi.
Selain itu dalam hal kemasan, untuk meningkatkan nilai jual sebaiknya dibuatkan kemasan yang unik dan transparant. Pilih gambar dan warna yang pas serta design yang mampu mengundang selera konsumen untuk membelinya

KERUPUK kulit dan dorokdok asal Garut, aslinya menggunakan bahan baku kulit kerbau dan sampai kini masih menjadi andalan untuk kualitas terbaik. Namun karena bahan bakunya cenderung terus berkurangnya populasi kerbau, semakin banyak perajin yang menggantikannya dengan kulit sapi. 

Produksi kerupuk kulit diketahui ada pula dari daerah lain, misalnya dari Cirebon, begitu pula dari Jatim yang disebut mereka sebagai rambak sapi, serta dari Sumatra. Tentu saja, lain asal daerah, lain pula selera konsumen, kerupuk kulit asal Garut memiliki ciri khas rasanya agak manis dan lebih lembut dikunyah.
Penjualan kerupuk kulit dan dorokdok asal Garut, mulai kita jumpai saat memasuki Kec. Tarogong, di mana banyak kios makanan tradisional setempat berjejer. Umumnya, kerupuk kulit dan dorokdok itu dijajakan bersama makanan tradisional asal Garut lainnya, seperti dodol, wajit, dll.

Namun di sejumlah rumah makan besar, toko swalayan atau pasar modern, sampai ini kerupuk kulit dan dorokdok asal Garut belum begitu banyak dijajakan. Kalaupun cukup banyak, umumnya dijajakan rumah makan yang berada pada jalur ke Garut, misalnya di Nagreg, Kab. Bandung, di samping beberapa rumah makan di jalur Purwakarta atau jalur Puncak Cianjur-Bogor.
Kerupuk kulit dan dorokdok umumnya dijual dalam kemasan plastik ukuran kecil, sedang, dan besar. Untuk berukuran kecil, kebanyakan dijual Rp 1.500,00/bungkus, ukuran sedang Rp 5.000,00-6.000,00/bungkus, serta ukuran besar dengan harga bervariasi, tergantung merek karena ada yang tergolong dikenal dan yang biasa-biasa saja, sedangkan kerupuk cungur rata-rata dijual Rp 500,00/bungkus kecil.